Monday, October 17, 2016

Cerpen Biologi Kingdom Plantae

KEINGINAN BRYOPHYTA

Di suatu sekolah bernama Plantae Senior High School terdapat  banyak siswa yang sedang menikmati waktu istirahat, ada yang sedang menikmati makan siang di kantin, ada yang sedang bercerita, membaca buku, ataupun bermain basket. Di suatu kelas, terdapat 2 siswa yang sedang asyik berbincang, mereka bernama Bryo dan Rido. Bryo dan Rido merupakan sahabat yang sangat dekat. Bryo lahir dalam keluarga tumbuhan lumut, ia sangat terkenal di sekolah karena kepandaiannya dalam berdebat juga kepolosannya, sedangkan Rido merupakan keturunan tumbuhan paku, ia merupakan siswa yang paling sering berbuat keanehan di sekolah, walaupun begitu ia sangat pintar dalam pelajaran matematika. Meskipun berbeda, Rido dan Bryo selalu kompak, mereka juga tidak pernah menyinggung masalah perbedaan keduanya. Mereka saling menghargai satu sama lain. 


Ketika Bryo dan Rido tengah asyik berbincang-bincang, tiba-tiba Bryo bertanya pada Rido. “Rido, apakah kamu pernah memiliki sebuah keinginan yang sangat besar?”. Bukannya menjawab, Rido malah bertanya balik pada Bryo, “Maksudmu apa? Cita-cita kah?”. “Tidak juga, maksudku sebuah keinginan yang kau inginkan sejak lama, namun tidak juga terwujud “, jawab Bryo. Rido pun berpikir sambil mengingat sesuatu, “tentu saja ada. Memangnya kenapa?”. “Tidak ada, aku hanya ingin bertanya. Aku berpikir apakah semua tumbuhan di dunia ini bahagia atau tidak dengan keadaan mereka”, ujar Bryo. Rido pun membalas pernyataan Bryo dengan pertanyaan, “Maksudmu kau tidak puas dengan keadaanmu yang seperti ini?”. Dengan sedikit menampakkan raut sedih Bryo pun mengangguk sambil menjawab pertanyaan Rido, “Hm. Sedikit, aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya hidup di keluarga Angio, pasti sangat menyenangkan. Mereka memiliki tubuh yang sempurna. Punya akar yang kuat, batang yang kokoh, juga daun yang cantik. Tidak hanya itu, mereka juga punya bunga yang indah ketika akan berbuah. Berbeda sekali denganku, aku tidak memiliki semua itu”.
Tanpa Bryo dan Rido sadari ternyata sedari tadi Gymno dan Angio mendengarkan apa yang mereka katakan. Gymno yang tadinya sedang membaca buku pun berjalan menuju bangku yang ada di dekat Bryo dan Rido dan kemudian menduduki meja Rido sambil berkata, “Sekalipun memiliki tubuh sesempurna itu Angio juga tidak begitu bahagia”. Merasa namanya disangkutpautkan, Angio yang sejak tadi memainkan gadgetnya pun ikut bergabung ke dalam pembicaraan tersebut, “Hm.. hidupku tidak sebahagia yang kau pikirkan Bryo”. Merasa apa yang dikatakan oleh Angio sangat berbeda dengan pendapatnya, Bryo pun bertanya, “Apa yang membuatmu tidak bahagia? Tubuhmu sangat keren. Kau juga punya banyak keluarga yaitu keluarga Diko dan Mono”. Angio pun menjawab pertanyaan Bryo sambil tersenyum, “Semua yang kau sebutkan itu adalah apa yang kau lihat saat ini. Tapi kau tidak tahu bagaimana kehidupan kami di masa tua kelak”. ”Maksudmu?”, tanya Bryo. Bukannya membuat Bryo paham, Angio malah membuat si ‘lumut polos’ itu bertambah bingung dengan jawabannya yang ngawur, “Sebelum mendiang kakekku meninggal, beliau pernah bercerita padaku tentang masa tua keluarga Angio”. Rido yang notabennya suka berbuat aneh itu malah tertarik dengan pernyataan Angio yang juga aneh itu. “Benarkah? Bagaimana ceritanya?”. ”Baiklah akan aku ceritakan, maka dari itu dengarkan baik-baik, keluarga Angio memang akan sangat bahagia di masa muda dan dewasa, kalian tahu karena apa?”. Bryo, Gymno, dan Rido pun menggeleng. “Di masa muda kami begitu disayang oleh manusia, kami disiram, dirawat, serta dijaga dengan penuh kasih sayang. Ketika dewasa, kami menghasilkan buah yang tentu saja membuat manusia tersenyum karena buah-buahan yang kami hasilkan dapat dijual dan menghasilkan uang bagi para manusia. Di masa itu tentu saja kami merasa bahagia. Tapi masa tua kami begitu menyedihkan” ujar Angio. ”Menyedihkan karena keluarga Angio yang sudah tua ditebang oleh para manusia khususnya Petani. Benar bukan?” tebak Gymno tepat sasaran. ”Yapss,,, kau benar teman, tapi bagaimana kau bisa tahu?”, tanya Angio pada Gymno yang notabennya sangat sering menebak namun selalu tidak tepat. ”Hey.. apa kau lupa? Aku dan dirimu itu masih satu keluarga, yah walaupun cukup jauh” jawab Gymno sok keren. ”Oh iya ya aku lupa hehe maaf”, ujar Angio cengengesan. “Kenapa kalian malah mengobrol?, ayo Angi jelaskan kenapa keluarga Angio yang sudah tua malah ditebang oleh para petani”, kata Rido. ”Baiklah akan aku lanjutkan, para petani menebang kami karena di saat kami tua kami tidak bisa memproduksi buah lagi. Tentu saja para petani akan kesulitan mendapatkan uang jika tidak dari buah yang kami hasilkan. Karena hal itu mereka menebang kami dan setelah itu mereka akan menanam tumbuhan yang baru”, jawab Angio. ”Kenapa para petani begitu jahat, padahal sudah jelas kalian yang membantu kehidupan mereka” ujar Bryo. “Mereka bukan jahat Bryo, tapi mereka terpaksa melakukan itu. Coba kau pikirkan mereka akan makan apa jika tidak dari buah yang keluarga Angio hasilkan? Lagi pula, mereka juga mengganti para kakek angio dengan bayi angio yang baru, jadi keluarga Angio tidak akan punah” jawab Rido. “Hal itu secara tidak langsung menunjukkan bahwa petani juga tetap membantu kami untuk melestarikan keturunan, yah walaupun dengan cara mengorbankan para kakek Angio” tambah Angio. “Ooohhh begitu” tanggap Bryo.
Angio pun kembali berbicara, “Kau sudah tahu kan bagaimana kehidupan kami? Semuanya tidak seperti yang kau bayangkan. Lagi pula kau harus bersyukur, karena banyak sekali para manusia yang berterima kasih atas jasa keluargamu, Bryo”. ”Iya aku setuju dengan Angio. Kau memiliki banyak sekali kelebihan yang tidak kami miliki. Kau dapat menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan. Kau juga membantu manusia dalam menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau. Bahkan kau dapat menjadi bahan bakar yang pasti sangat diperlukan manusia untuk dapat menggunakan kendaraan mereka. Bagiku itu sudah sangat menyenangkan, karena dapat membantu sesama ciptaan Tuhan” ujar Rido panjang lebar. Gymno yang merupakan anggota ekskul RISMA pun mulai berceramah, “Setiap tumbuhan memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua itu adalah rancangan Tuhan yang Maha Kuasa, karena itu kita harus bersyukur atas apa yang telah dititipkan oleh-Nya. Karena itu jangan coba-coba berpikir untuk berubah menjadi tumbuhan lain”. “Ya aku tahu dan paham, seharusnya aku mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan. Terima kasih teman-teman karena sudah mengingatkan dan memberitahu diriku. Kalian memang teman-temanku yang paling keren” kata Bryo sambil tersenyum.
Bel tanda masuk pun berbunyi. Bryo, Rido, Gymno, dan Angio pun mengakhiri pembicaraan itu dan kembali duduk rapi di tempat mereka masing-masing. 

No comments:

Post a Comment