KEINGINAN BRYOPHYTA
Di suatu sekolah
bernama Plantae Senior High School terdapat
banyak siswa yang sedang menikmati waktu istirahat, ada yang sedang
menikmati makan siang di kantin, ada yang sedang bercerita, membaca buku,
ataupun bermain basket. Di suatu kelas, terdapat 2 siswa yang sedang asyik
berbincang, mereka bernama Bryo dan Rido. Bryo dan Rido merupakan sahabat yang
sangat dekat. Bryo lahir dalam keluarga tumbuhan lumut, ia sangat terkenal di
sekolah karena kepandaiannya dalam berdebat juga kepolosannya, sedangkan Rido
merupakan keturunan tumbuhan paku, ia merupakan siswa yang paling sering
berbuat keanehan di sekolah, walaupun begitu ia sangat pintar dalam pelajaran
matematika. Meskipun berbeda, Rido dan Bryo selalu kompak, mereka juga tidak
pernah menyinggung masalah perbedaan keduanya. Mereka saling menghargai satu
sama lain.
Ketika Bryo dan
Rido tengah asyik berbincang-bincang, tiba-tiba Bryo bertanya pada Rido. “Rido,
apakah kamu pernah memiliki sebuah keinginan yang sangat besar?”. Bukannya menjawab,
Rido malah bertanya balik pada Bryo, “Maksudmu apa? Cita-cita kah?”. “Tidak
juga, maksudku sebuah keinginan yang kau inginkan sejak lama, namun tidak juga
terwujud “, jawab Bryo. Rido pun berpikir sambil mengingat sesuatu, “tentu saja
ada. Memangnya kenapa?”. “Tidak ada, aku hanya ingin bertanya. Aku berpikir
apakah semua tumbuhan di dunia ini bahagia atau tidak dengan keadaan mereka”,
ujar Bryo. Rido pun membalas pernyataan Bryo dengan pertanyaan, “Maksudmu kau
tidak puas dengan keadaanmu yang seperti ini?”. Dengan sedikit menampakkan raut
sedih Bryo pun mengangguk sambil menjawab pertanyaan Rido, “Hm. Sedikit, aku
hanya ingin tahu bagaimana rasanya hidup di keluarga Angio, pasti sangat
menyenangkan. Mereka memiliki tubuh yang sempurna. Punya akar yang kuat, batang
yang kokoh, juga daun yang cantik. Tidak hanya itu, mereka juga punya bunga
yang indah ketika akan berbuah. Berbeda sekali denganku, aku tidak memiliki
semua itu”.
Tanpa Bryo dan
Rido sadari ternyata sedari tadi Gymno dan Angio mendengarkan apa yang mereka katakan.
Gymno yang tadinya sedang membaca buku pun berjalan menuju bangku yang ada di
dekat Bryo dan Rido dan kemudian menduduki meja Rido sambil berkata, “Sekalipun
memiliki tubuh sesempurna itu Angio juga tidak begitu bahagia”. Merasa namanya
disangkutpautkan, Angio yang sejak tadi memainkan gadgetnya pun ikut bergabung
ke dalam pembicaraan tersebut, “Hm.. hidupku tidak sebahagia yang kau pikirkan
Bryo”. Merasa apa yang dikatakan oleh Angio sangat berbeda dengan pendapatnya,
Bryo pun bertanya, “Apa yang membuatmu tidak bahagia? Tubuhmu sangat keren. Kau
juga punya banyak keluarga yaitu keluarga Diko dan Mono”. Angio pun menjawab
pertanyaan Bryo sambil tersenyum, “Semua yang kau sebutkan itu adalah apa yang
kau lihat saat ini. Tapi kau tidak tahu bagaimana kehidupan kami di masa tua
kelak”. ”Maksudmu?”, tanya Bryo. Bukannya membuat Bryo paham, Angio malah
membuat si ‘lumut polos’ itu bertambah bingung dengan jawabannya yang ngawur, “Sebelum
mendiang kakekku meninggal, beliau pernah bercerita padaku tentang masa tua
keluarga Angio”. Rido yang notabennya suka berbuat aneh itu malah tertarik
dengan pernyataan Angio yang juga aneh itu. “Benarkah? Bagaimana ceritanya?”. ”Baiklah
akan aku ceritakan, maka dari itu dengarkan baik-baik, keluarga Angio memang
akan sangat bahagia di masa muda dan dewasa, kalian tahu karena apa?”. Bryo,
Gymno, dan Rido pun menggeleng. “Di masa muda kami begitu disayang oleh
manusia, kami disiram, dirawat, serta dijaga dengan penuh kasih sayang. Ketika
dewasa, kami menghasilkan buah yang tentu saja membuat manusia tersenyum karena
buah-buahan yang kami hasilkan dapat dijual dan menghasilkan uang bagi para
manusia. Di masa itu tentu saja kami merasa bahagia. Tapi masa tua kami begitu
menyedihkan” ujar Angio. ”Menyedihkan karena keluarga Angio yang sudah tua
ditebang oleh para manusia khususnya Petani. Benar bukan?” tebak Gymno tepat
sasaran. ”Yapss,,, kau benar teman, tapi bagaimana kau bisa tahu?”, tanya Angio
pada Gymno yang notabennya sangat sering menebak namun selalu tidak tepat. ”Hey..
apa kau lupa? Aku dan dirimu itu masih satu keluarga, yah walaupun cukup jauh”
jawab Gymno sok keren. ”Oh iya ya aku lupa hehe maaf”, ujar Angio cengengesan.
“Kenapa kalian malah mengobrol?, ayo Angi jelaskan kenapa keluarga Angio yang
sudah tua malah ditebang oleh para petani”, kata Rido. ”Baiklah akan aku
lanjutkan, para petani menebang kami karena di saat kami tua kami tidak bisa
memproduksi buah lagi. Tentu saja para petani akan kesulitan mendapatkan uang
jika tidak dari buah yang kami hasilkan. Karena hal itu mereka menebang kami
dan setelah itu mereka akan menanam tumbuhan yang baru”, jawab Angio. ”Kenapa
para petani begitu jahat, padahal sudah jelas kalian yang membantu kehidupan
mereka” ujar Bryo. “Mereka bukan jahat Bryo, tapi mereka terpaksa melakukan
itu. Coba kau pikirkan mereka akan makan apa jika tidak dari buah yang keluarga
Angio hasilkan? Lagi pula, mereka juga mengganti para kakek angio dengan bayi
angio yang baru, jadi keluarga Angio tidak akan punah” jawab Rido. “Hal itu
secara tidak langsung menunjukkan bahwa petani juga tetap membantu kami untuk
melestarikan keturunan, yah walaupun dengan cara mengorbankan para kakek Angio”
tambah Angio. “Ooohhh begitu” tanggap Bryo.
Angio pun kembali
berbicara, “Kau sudah tahu kan bagaimana kehidupan kami? Semuanya tidak seperti
yang kau bayangkan. Lagi pula kau harus bersyukur, karena banyak sekali para
manusia yang berterima kasih atas jasa keluargamu, Bryo”. ”Iya aku setuju
dengan Angio. Kau memiliki banyak sekali kelebihan yang tidak kami miliki. Kau
dapat menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan. Kau
juga membantu manusia dalam menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim
kemarau. Bahkan kau dapat menjadi bahan bakar yang pasti sangat diperlukan
manusia untuk dapat menggunakan kendaraan mereka. Bagiku itu sudah sangat
menyenangkan, karena dapat membantu sesama ciptaan Tuhan” ujar Rido panjang
lebar. Gymno yang merupakan anggota ekskul RISMA pun mulai berceramah, “Setiap
tumbuhan memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua itu adalah
rancangan Tuhan yang Maha Kuasa, karena itu kita harus bersyukur atas apa yang
telah dititipkan oleh-Nya. Karena itu jangan coba-coba berpikir untuk berubah
menjadi tumbuhan lain”. “Ya aku tahu dan paham, seharusnya aku mensyukuri apa
yang telah Tuhan berikan. Terima kasih teman-teman karena sudah mengingatkan
dan memberitahu diriku. Kalian memang teman-temanku yang paling keren” kata
Bryo sambil tersenyum.
Bel tanda masuk
pun berbunyi. Bryo, Rido, Gymno, dan Angio pun mengakhiri pembicaraan itu dan
kembali duduk rapi di tempat mereka masing-masing.
No comments:
Post a Comment